PUISI UNTUK IKA
-Renungan HUT emas antropologi udayana-
hari ini, di tangga ke lima puluh
benih dan nafas antropologi
senantiasa tumbuh di sini
jiwa antropologi menyatukan kita,
mengikat kita dalam kekerabatan
yang hangat
jiwa antropologi adalah kita
kitalah yang memberinya bara, nafas dan makna
di tengah carut marut berbangsa dan bernegara
jiwa antropologi adalah kita
kitalah yang memberi arti kehadirannya
merasakan, menghayati peluh rakyat jelata
memaknai kelahiran, perjalanan, dan kebersamaan
dalam aneka ragam suku bangsa dan budaya
hari ini, antropologi udayana
menapaki tangga ke lima puluh
terbersit tanya dan renungan
apa yang mampu kita berikan
untuk bangsa, untuk negara?
saatnya, antropologi udayana
terjaga dari mimpi panjangnya
saatnya, buktikan kerja dan karya
sebelum bara benar-benar padam
dari jiwa kita
(denpasar, 7 Juli 2012)
Wayan 'Jengki' Sunarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar